Page 11 - Ainun dan Manusia Daun
P. 11

“Hmmm... tidak tahu, Mak,” Ainun menggelengkan

            kepalanya, lalu menunduk.


                    Sudah dua hari Ainun tidak  masuk  sekolah.  Aida tidak
            tahu ke mana Ainun. Aida gelisah. Selesai jam pelajaran terakhir,

            Aida bergegas keluar menuju rumah sahabatnya itu. Beberapa kali
            gadis itu mengucapkan salam, tetapi  tidak ada yang menyahut.

            Karena pintu depan tidak dikunci, Aida langsung masuk, kemudian
            menuju kamar Ainun. Di dipan kecil, ia melihat Ainun terbaring

            sambil mengerang, badannya panas sekali. Lalu Aida memanggil-
            manggil  ayah Ainun,  tetapi  tak  ada  jawaban.  Kemudian Aida

            mengambil handuk kecil dan mangkok, lalu mengisinya dengan
            air untuk  mengompres Ainun.  Petang  hari, setelah  ayah  Ainun

            datang barulah Aida pulang ke rumahnya.


                    Sesampai di rumah, Aida menyampaikan keadaan Ainun
            kepada ibunya. Mak Singkay terkejut, dan segera memasak bubur

            putih untuk Ainun. Selesai salat Magrib, Mak Singkay mengajak
            Aida untuk  menjenguk  Ainun.  Melihat  Aida dan Mak  Singkay

            datang,  Ainun terlihat  girang,  kendati panas  badannya tinggi.
            Ainun mencoba untuk duduk. Mak Singkay meraba dahi Ainun.


                    “Oh, panas sekali badanmu, Nak.”


                    “Dikompres lagi saja, Mak,” kata Aida sambil menyuguhkan

            air kompresan.


                                          6
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16