Page 13 - Ainun dan Manusia Daun
P. 13

Beberapa menit kemudian, Mak Singkay membuka rantang

           berisi bubur yang dibawanya dari rumah. Lalu, dengan penuh kasih

           sayang Mak  Singkay menyuapkan bubur pada Ainun. Seminggu
           lamanya Ainun sakit, selama itu pula Mak Singkay memasak bubur
           buat Ainun. Sekali-sekali perempuan itu memasakkan sayur dan

           lauk pauk buat Pak Liwai. Sementara Aida, setiap pulang sekolah

           selalu  datang menjenguk  Ainun. Kadang-kadang ia membantu
           mencuci piring dan membersihkan rumah Ainun.


                  Melihat  kedekatan  Aida dengan Ainun, apalagi
           menyaksikan sendiri bagaimana perhatian Mak Singkay kepada

           Ainun, Pak Liwai jadi berpikir. Ia merasa berhutang budi kepada
           keluarga  itu.  Suatu  malam,  sebelum  Ainun  tidur, Pak  Liwai

           memanggil  anaknya  dan berbincang-bincang.  Pak  Liwai minta
           pendapat  Ainun tentang  keinginannya untuk  menjadikan  Mak

           Singkay sebagai pengganti ibu Ainun.


                  “Semua terserah Ayah. Kalau menurut ayah Mak Singkay itu
           baik, tidak apa-apa,” Ainun meyakinkan sambil memperlihatkan

           senyum senangnya.


                  “Ya, lusa malam kita  ke rumah sahabatmu itu,” Pak Liwai
           menjawab dengan senang hati pula.


                  Dengan  girang,  Ainun  meninggalkan  ayahnya  dan

           merebahkan diri  di atas  dipan.  Sebelum  matanya terpejam, ia
           membayangkan betapa  bahagianya tinggal satu rumah dengan

           Aida dan Mak Singkay nantinya.
                                          8
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18