Page 14 - Ainun dan Manusia Daun
P. 14

Tibalah  malam  yang dijanjikan oleh Pak  Liwai untuk

           mendatangai rumah Aida. Setelah bertadarus, Ainun bersiap-siap.

           Sekadar buah  tangan, mereka membawa beberapa  potong ikan
           goreng, hasil panen tambak Pak Liwai. Setiba mereka di rumah
           Aida, Mak Singkay kaget dengan kedatangan Pak Liwai dan Ainun

           yang secara tiba-tiba.


                  “Oh ya, Aida di mana, Mak?”


                  “Aida ada di dalam.” kata Mak Singkay.


                  “O, begitu ...” Ainun tampak sedikit menahan kalimatnya.


                  Belum  sempat Ainun berdiri,  Aida sudah keluar dari
           kamarnya, dan menyalami Pak Liwai serta Ainun. Lalu mengajak

           Ainun ke kamar. Mereka sama sekali tidak mau ikut campur dalam
           pembicaraan orang tua. Dua gadis itu menunggu keputusan yang

           dibuat oleh orang tua mereka.


                  Sebulan  kemudian rencana baik  itu dilaksanakan. Ayah
           Ainun  menikah  dengan  ibunya  Aida.  Betapa  bahagianya  Ainun.

           Kini gadis itu sudah tidak kesepian lagi. Seperti yang diimpikannya
           selama ini, rumah sudah terasa ramai. Ainun tidak lagi ke tambak

           setiap pulang sekolah mengantarkan makan siang ayahnya karena
           tugas itu sudah digantikan oleh Mak Singkay. Hanya saja, karena

           anggota keluarga bertambah, Ainun tidak lagi mencuci di sumur.
           Agar lebih nyaman, sekarang Ainun mencuci pakaian ke sungai.




                                          9
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19