Page 21 - Ainun dan Manusia Daun
P. 21

“Ya, memang  anak yang berbakti pada orang tua adalah

            jika ia segera melakukan perintah orang tuanya. Namun, dengan
            siapa aku menikah?” tanya hati Ainun.


                    Hari ini, karena sudah lama tidak mencuci di hulu sungai,

            sambil  memikul  bakul  pakaian,  Ainun  menyusuri jalan  menuju
            hulu.  Ternyata  di sana sudah lengang.  Ketika sedang  asyik
            mencuci, tiba-tiba Ainun melihat sosok seperti sosok yang pernah

            dilihatnya beberapa bulan yang lalu. Sosok itu duduk di batu besar

            yang terhampar di seberang sungai. Tanpa pikir panjang, Ainun
            lari sekuat tenaga dan pulang ke rumahnya hanya mengenakan
            sarung.


                    Sesampai di rumah, melihat  Ainun  terbirit-birit, Mak

            Singkay menegurnya.


                    “E e e, mengapa pula anak  ini?. Bersarung tak berbaju.
            Ada apa gerangan?”


                    “I... i... itu Mak!” suara Ainun terbata-bata.


                    “Itu apa?” tanya Mak Singkay  agak keras.


                    “Tadi di  su... sungai saya melihat orang ri...  rimba,  Mak.

            Badannya penuh daun.”


                    “Ah, mana pula ada orang rimba  di kampung kita ini! Kalau
            memang kamu sudah letih dan tak mau mencuci. Jangan mencari-
            cari alasan!” bentak Mak Singkay.


                                         16
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26