Page 23 - Ainun dan Manusia Daun
P. 23
Liway meragukan cerita anaknya. Ainun berusaha meyakinkan. Ia
menceritakan dengan jelas, bahwa wajah sosok itu tak bisa dilihat
karena semua bagian tubuh tertutup dedaunan.
“Ya, kalau memang ayah tidak percaya, tidak apa-apa.
Namun, pernahkah saya berbohong kepada ayah selama ini?”
tukas Ainun.
“Bukan berbohong atau tidaknya kamu, Nak. Ayah tidak
yakin kalau di sungai belakang itu ada sosok aneh penuh daun.
Itu manusia daun namanya! Ah, dari mana pula manusia daun itu
datangnya,” ucap Pak Liway antara percaya dan tidak.
Sejenak Pak Liway terdiam. Ia tahu dan menyadari bahwa
Ainun tidak sekali pun berbohong kepadanya. Besok paginya,
sebelum berangkat ke tambak, Pak Liway menceritakan cerita
anaknya itu kepada bapak-bapak yang duduk di warung kopi.
Namun, beberapa di antara mereka ada yang percaya.
“Ya, kalau memang benar sosok itu ada, suruhlah Ainun
berhati-hati, Liway. Jangan hanya sendirian pergi ke sungai.
Apalagi petang hari,” salah seorang bapak memberi masukan
kepada Pak Liway.
“Atau ada yang ingin mengganggu anak gadismu
barangkali, Liway. Anakmu ‘kan cantik,” bapak yang lain menyela.
18