Page 28 - Ainun dan Manusia Daun
P. 28
Setelah manusia daun keluar dari sungai, Ainun berusaha
menutup badannya agar tidak terlihat. Saat manusia daun sudah
benar-benar tidak ada lagi, Ainun pun turun ke sungai mengambil
cuciannya yang ditinggalkan di batu tempat biasanya ia mencuci.
“Rasanya aku tadi belum mencuci, tetapi mengapa semua
cuciannya telah bersih. Siapakah gerangan yang mencucinya?”
Ainun makin penasaran.
Dilihatnya di sekeliling, tidak ada orang lain karena ibu-
ibu pada umumnya mencuci di bagian-bagian hilir. Tiba-tiba tanpa
diketahui Ainun, manusia daun berdiri tepat di depannya.
“Ainun, akulah yang mencuci pakaian itu. Sekarang
pulanglah agar ibumu tidak marah. Kapan-kapan kita berjumpa
lagi,” kata manusia daun dengan bertutur lembut.
“Haa!” Ainun tersentak kaget. “Sebenarnya kamu siapa?
Dari mana? Apa maksudmu? Rasanya sudah lebih dari satu kali
kau bantu aku. Ohhh... ,” Ainun menarik napas panjang.
Begitu banyak pertanyaan yang disampaikan Ainun, tetapi
tidak sepatah kata pun dijawab oleh manusia daun. Namun, dari
balik dedaunan yang menempel di mukanya, terlihat jelas bahwa
kedua bola mata manusia daun menatap Ainun penuh perhatian.
Karena pertanyaannya tak kunjung berjawab, Ainun pun kesal.
Diambilnya bakul cucian, lalu ditinggalkannya manusia daun.
23