Page 34 - Ainun dan Manusia Daun
P. 34

“Jangan takut kepadaku, bawalah cucianmu dan pulanglah

            agar ibu tirimu tidak marah.” Ternyata manusia daun mendengar
            perkataan Ainun kepada dirinya sendiri.


                    “Mengapa  manusia daun itu  bisa tahu  namaku dan

            aku  sering dimarahi oleh Mak  Singkay,  ia  juga  tahu.  Siapakah
            sebenarnya manusia daun itu?” gumam Ainun dalam perjalanan

            pulang ke rumah.


                    Petang  itu,  angin  berhembus sepoi-sepoi  basah,  awan
            pun  tak  terlalu  mendung.  Di bangku  kayu  belakang  rumah,

            Pak  Liway duduk  seorang  sendiri.  Terpikir  olehnya  perkataan
            anaknya tentang sosok  manusia daun yang sering  membantu

            Ainun mencuci pakaian. Kadang-kadang Pak Liway meragukan hal
            itu. Akan tetapi, ia tetap mempercayai Ainun yang tidak pernah

            berbohong. Ia  pernah bermimpi anak  gadisnya  itu  dililit  ular
            besar.  Hati  Pak  Liway tidak tenang.  Rasa  penasaran  memenuhi

            pikirannya.  Ia  berniat  untuk  mengutarakan  kegelisahannya
            kepada seorang saleh.


                    Suatu  malam,  pergilah  Pak  Liway ke rumah seorang

            saleh  yang  masih kerabatnya,  namanya  Pak  Suib.  Pak  Liway
            menceritakan semua tentang pertemuan anaknya, Ainun, dengan

            sosok manusia daun di sungai. Pak Suib mendengar dengan tenang
            apa yang disampaikan Pak Liway.




                                         29
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39