Page 35 - Ainun dan Manusia Daun
P. 35

“Menurut  saya,  sosok  manusia  daun itu  tidak  perlu

            ditakuti. Yang penting ia tidak menjahati anakmu,” jawab Pak Suib
            meyakinkan.


                    “Ya, tetapi ia menemui Ainun itu untuk apa, Pak. Bahkan

            membantu menyelesaikan cucian,” Pak Liway sedikit mendesak.


                    “Begini saja, Pak Liway. Sampaikan kepada Ainun, jangan
            sampai berkata kasar kepada sosok yang belum dikenalnya itu. Ya,

            jangan-jangan Allah punya rencana baik di balik semua itu.”


                    “Rencana baik bagaimana maksud, Pak Suib?”


                    “Atau,  apakah pernah sosok manusia  daun  itu
            mendatangimu,  Liway?” Pak Suib balik bertanya.


                    “Tidak, tidak pernah sama sekali,” jawab Pak Liway sambil
            menggelengkan kepalanya. “Hanya saja,  saya pernah bermimpi

            kalau Ainun dililit ular besar.”


                    Pak Suib terdiam. Dia dapat memahami perasaan hati Pak
            Liway dan sedikit dapat memaknai apa yang terjadi dengan Ainun.


                    “Semoga mimpimu itu pertanda baik, Liway. Manusia daun

            itu bisa datang ke rumahmu.”


                    “Wah, datang ke rumah? Bagaimana pula maksudnya, Pak
            Suib? Pastilah istri dan anak-anak saya ketakutan.”


                                         30
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40