Page 41 - Ainun dan Manusia Daun
P. 41

“Apa mungkin itu manusia daun?”  hati Ainun berdebar-

            debar. Sekelebat, manusia daun sudah  berdiri  di  depan Ainun.
            “Aku kira kamu tidak akan datang,” ucap Ainun gugup.


                    “Aku  kira  kamu  juga  tidak  akan  datang,”  manusia  daun

            mengulang kalimat Ainun.


                    Ainun terdiam sambil menundukkan kepalanya.


                    “Bagaimana, apakah ayah dan ibumu membolehkan aku
            datang ke rumahmu?” sambung manusia daun.


                    Ainun masih diam, lalu menganggukan kepalanya.


                    “Alhamdulillah.  Jika aku datang  nanti,  aku minta  kau

            menjemputku ke depan pagar rumahmu. Selain itu, mohon juga
            lampu depan jangan dinyalakan.”


                    Setelah  kesepakatan  dijelaskan,  sambil  membawa  bakul
            pakaian,  Ainun beranjak  dari  batu  tempat  ia mencuci. Ia pamit

            kepada  manusia  daun.  Di jalan  Ainun  bertanya-tanya  sendiri,
            “Siapakah gerangan sosok  itu. Sepertinya, ia sosok  baik. Apa ia

            kena kutukan? Ah!”


                    Sementara  itu  di rumah, Mak  Singkay bertanya  kepada
            anaknya, Aida.


                    “Aida, apakah Ainun sudah pulang dari sungai?”


                                         36
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46