Page 53 - Ainun dan Manusia Daun
P. 53

“Kalau Ayah setuju, aku akan menerimanya.”


                    Mendengar  jawaban  Ainun, Tama merasa lega. Ia
            meletakkan kedua tangannya ke  dada lebarnya. Mak  Singkay
            diam terpana. Melihat  istrinya yang diam, Pak Liway segera

            menghampiri dan  membisikkan  sesuatu  kepada  Mak  Singkay.

            Wajah Mak  Singkay yang tadinya cemberut kembali  terlihat
            lembut. Ia minta maaf kepada Ainun. Lalu memeluk erat Ainun.
            Terakhir, Aida menyalami Tama. Kemudian memeluk erat Ainun,

            saudaranya, sekaligus sahabat sejatinya.


                    Saat  keadaan  sudah tenang.  Tama  menyampaikan

            permintaannya.

                    “Bapak, Ibu, malam hampir larut. Tidak elok kelihatannya

            laki-laki bertamu di rumah anak gadis sampai larut malam. Ayah
            dan ibuku di rumah  pasti sudah menunggu.”


                    “Oh, tidak apa-apa, Nak,” Pak Liway meyakinkan.


                    “Besok saya akan ke sini lagi, Pak. Kalau Bapak mengizinkan,

            besok itu saya ingin mengajak Ainun untuk datang ke rumah. Ayah
            dan ibu ingin bertemu dengan Ainun. Mereka hanya tahu Ainun

            dari cerita-cerita saya saja.”


                    Setelah Tama memperkenalkan Ainun kepada kedua orang
            tuanya. Dilakukanlah  pertemuan keluarga.  Tidak menunggu

            lama, di hari yang baik di bulan yang baik pula, dilangsungkanlah
            pernikahan antara Ainun dan Tama.

                                         48
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58