Page 9 - Ainun dan Manusia Daun
P. 9
Jarak rumah Ainun dan rumah Aida tidak terlalu jauh.
Ainun sering bermain ke rumah Aida. Bahkan, kadang kala jika
kemalaman atau hujan lebat, Ainun menginap di rumah Aida.
Begitu juga sebaliknya. Semenjak ibu Ainun meninggal dunia, ia
mendekatkan diri kepada Mak Singkay ibunya Aida. Mak Singkay
menganggap Ainun sebagai anak kandungnya sendiri. Tak jarang
Mak Singkay mengajak Ainun dan anaknya Aida ke pekan untuk
membeli kebutuhan sehari-hari.
Kedekatan keluarga Ainun dan keluarga Aida membuat
orang-orang kampung berpikir untuk menjodohkan ibu Aida
dengan ayah Ainun. Pak Liwai, ayah Aini, telah mengetahui hal itu
dari pembicaraan tetangga yang secara tidak sengaja didengarnya.
Begitu juga dengan Mak Singkay, ia juga sering menerima
perkataan dari ibu-ibu sekampung, baik yang disampaikan secara
langsung maupun yang tidak.
“Singkay, saya perhatikan kamu begitu dekat dengan
Ainun. Mengapa kamu tidak menikah saja dengan ayah Ainun?”
kata Bu Runtiya, salah seorang tetangga Mak Singkay.
“Tidak semudah itu, Bu Runtiya,” jawab Mak Singkay
pendek.
“Tidak semudah itu bagaimana? Bukankah kamu itu sudah
dekat dengan keluarga Ainun,” Bu Runtiya mencoba meyakinkan.
4