Page 34 - Cerita Air Mata Cilubintang
P. 34

“Lalu, bagaimana jika kita bertiga meninggalkan
            pulau ini? Siapa yang akan mengawasi semua warga

            di sini, Kak?” tanya Lele Waiy.

                 Kedua  kakaknya  sangat  bahagia  melihat

            perubahan pada adik ketiga mereka. Lele Waiy

            sebelumnya adalah anak yang sulit diatur. Ia sering
            melawan perintah Andan dan Dalima. Namun, sejak

            menetap di Pulau Hatta, Lele Waiy berubah menjadi

            anak yang lebih patuh.
                 “Kita akan menitipkan pulau ini kepada orang

            yang dapat dipercaya,” lanjut si sulung.

                 Akhirnya mereka bersepakat untuk mengunjungi

            orang tua dan kedua adiknya. Namun, suasana hari

            itu tidak seperti biasanya. Lautan bergelombang.
            Awan gelap dan terdengar tangisan anak-anak di

            mana-mana.

                 “Apa yang akan terjadi? Aku merasa ada yang
            lain di pagi ini,” seru Kele Liang.

                 Selang beberapa menit kemudian, tiba-tiba

            angin bertiup sangat kencang. Pohon-pohon besar

            tumbang. Atap-atap rumah warga terbang seakan




                                          26
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39