Page 37 - Cerita Air Mata Cilubintang
P. 37

“Ibu, Ayah, kembalilah. Di manakah kalian?
            Kalian harus kembali. Kita akan hidup bersama

            seperti dulu lagi,” bisik Cilubintang dalam hati.

                 Kele Laiy dan kedua adiknya juga mengalami

            hal yang sama. Bencana angin topan menyebabkan

            Pulau Hatta yang telah berpenghuni itu tenggelam.
            Pulau yang subur dan damai tersebut sekarang

            disebut sebagai atol Pulau Hatta. Ketika air surut,

            pulau itu akan tampak seperti pulau karang dengan
            kedalamannya  sekitar dua  sampai tiga meter.

            Namun, ketika air pasang, pulau karang itu tidak

            terlihat lagi.

                 “Bagaimana kabar orang tua kalian, Nak?”

            tanya Silawane, seorang pendatang yang kini hidup
            bersama dengan Cilubintang dan kakaknya.

                 “Mereka akan kembali!” tegas Kele Liang sambil

            merangkul adiknya, Cilubintang.
                 “Bersabarlah, Nak. Orang tua kalian sangat baik

            budi pekertinya. Semua warga di sini akan sayang

            kepada kalian.” Silawane melanjutkan kata-katanya.

                 “Iya, Pak. Terima kasih,” kata Cilubintang.




                                          29
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42