Page 38 - Cerita Air Mata Cilubintang
P. 38

Di Gunung Keliy mereka hidup dan bergabung
            dengan pendatang lainnya. Kele Liang dan

            Cilubintang menganggap mereka seperti keluarga

            sendiri.

                 Cilubintang disayangi oleh  semua  orang.

            Seorang anak bagai putri yang selalu dikelilingi
            oleh penjaganya. Anak perempuan itu semakin hari

            semakin besar. Ia tumbuh menjadi anak yang ramah

            dan tidak sombong walaupun ia adalah anak pemilik
            pulau itu. Mereka saling membantu untuk memenuhi

            kebutuhan hidup sehari-hari.

                 “Biar saya saja, Bu,” kata Cilubintang sambil

            mengambil beberapa tempat air yang terbuat dari

            bambu.
                 Ketika itu di Gunung Keliy tidak terdapat sumber

            air sedikit pun. Untuk mendapatkan air, mereka

            harus  pergi  ke  Gunung  Kumber.  Gunung  yang
            menjadi saksi bisu kebahagiaan Cilubintang dan

            keluarganya.



                                         ***





                                          30
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43