Page 39 - Cerita Air Mata Cilubintang
P. 39

5

                         Air Mata Cilubintang





                 Malam itu kian  larut. Terdengar  beberapa

            jangkrik yang masih bersuara. Cuacanya semakin
            dingin. Kehidupan di Gunung Keliy sangat tenang.

            Tempat tinggal mereka sekarang tidak seramai

            tempat tinggal mereka bersama orang tua mereka

            di Gunung Kumber.
                 “Apa yang kaupikirkan, Dik? Tidurlah, hari

            semakin malam,” kata Kele Liang.

                 “Tidak rindukah engkau kepada Ibu dan Ayah,

            Kak? Ibu, Ayah, apakah mereka masih hidup? Kakak
            sulung dan yang lainnya? Di mana mereka?” kata

            Cilubintang.

                 “Bersyukurlah, Dik. Setidaknya kita berdua

            masih  diizinkan  hidup.  Kakak  akan  selalu
            menjagamu. Kakak tidak akan membiarkanmu sedih.

            Tidurlah, tidurlah, wahai Adikku,” bujuk Kele Liang








                                          31
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44