Page 41 - Cerita Air Mata Cilubintang
P. 41

saat bencana itu datang. Seketika kampung menjadi
            ramai.

                 Berbeda  dengan kakaknya,  Cilubintang

            sangat antusias untuk mengetahui siapa orang

            yang tak bernyawa itu. Kele Liang lebih memilih

            menyelesaikan pekerjaannya di kebun.
                 “Siapa dia? Wajahnya sulit dikenali?” kata

            Cilubintang.

                 “Kami juga tidak bisa mengenalinya,” jawab
            yang lain.

                  “Sungguh malang nasib orang ini,” batin

            Cilubintang.

                 Dalam hati yang terdalam Cilubintang bersyukur

            karena  mayat  itu  bukan  salah  satu  anggota
            keluarganya. Kejadian itu sungguh  menyita

            perhatian semua warga.

                 “Ayo, kembalilah bekerja.”
                 “Semoga  Tuhan  Yang Mahakuasa  selalu

            melindungi kita dan kampung ini,” kata Kele Liang.

                 Setelah berbincang-bincang membicarakan soal

            mayat itu, akhirnya semua warga kembali bekerja.




                                          33
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46