Page 49 - Cerita Air Mata Cilubintang
P. 49

“Apa yang harus kita katakan kepada Ayah dan
            Ibu? Kepada Adik-Adik? Ini salahku. Ini salahku.

            Aku tidak bisa menolongnya,” ujar Kele Laiy yang

            menyesali kejadian itu.

                 “Tataplah ke depan, Kak. Tak usah disesali.

            Hidup akan terus berjalan,” jawab sang adik
            menguatkan kakaknya.

                 Setelah  beberapa  saat berlalu, di  hadapan

            mereka terlihat sebuah gunung yang menjulang
            tinggi. “Gunung apa itu, Kak?” tanya Lele Waiy

            penasaran. “Gunung itu ....” Sejenak keduanya

            terdiam. Sedih, bahagia, terharu, dan terkejut.

            Semua rasa menjadi satu. Itulah Gunung Api Banda.



                                         ***





















                                          41
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54