Page 18 - Isi dan Sampul Air Mata Hutan Kami
P. 18

Tentu tidak semua hewan yang bisa selamat. Sebagian
            dari hewan-hewan itu pasti ada yang terbakar. Mereka

            akan mati dalam bara api.

                    “Menyedihkan,” ucap Minda prihatin.
                    “Apa yang menyedihkan Minda?” tiba-tiba nenek

            telah berada di pintu kamar Minda.

                    “Eh, Nenek.  Tidak  apa-apa,  Nek.  Minda  hanya
            lagi  membayangkan  kebakaran  hutan,  Nek. Kasihan

            membayangkan hewan dan tumbuhan harus menanggung

            akibatnya. Mereka tidak bisa menyelamatkan diri,” ucap
            Minda dengan nada sedih.

                    “Iya,  Minda.  Memang  sangat  menyedihkan
            membayangkan  nasib  hewan  dan  tumbuhan  di  lokasi

            hutan yang terbakar.

                    “Apa  yang  bisa  kita  lakukan  ya,  Nek,” tanya
            Minda dengan nada lemah.

                    “Iya,  Nak.  Kita  hanya  bisa  berdoa  semoga
            bencana  ini segera  berakhir  dan  Minda  bisa  segera

            sekolah,” ucap nenek.

                    “Iya, Nek. Insya Allah Minda akan selalu berdoa
            untuk keselamatan lingkungan alam kita, ” jawab Minda

            sambil mengangguk.

                    “Ayo,  makan.  Nenek  sudah  selesai  memasak,”
            ujar nenek mengajak Minda.

            8
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23