Page 25 - Isi dan Sampul Air Mata Hutan Kami
P. 25

Sering Minda rindu dengan ibunya. Akan tetapi,

            kerinduan itu hanya ia pendam dalam hati. Minda tidak
            ingin membuat sedih hati nenek dan ibunya. Ibu bilang,

            Minda harus sabar beberapa tahun lagi. Ibunya bekerja
            di  sana  untuk  mengumpulkan  uang  yang  banyak.  Jika

            uang yang terkumpul sudah banyak, ibunya akan pulang

            ke kampung, tinggal bersama dengan Minda dan nenek.
                    Minda selalu berdoa agar masa itu segera tiba.

            Minda  ingin  seperti  teman-temannya  yang  lain,  bisa

            memeluk ibunya, tidur di pangkuan ibunya. Minda ingin
            menyalami ibunya setiap berangkat dan pulang sekolah.

                    Minda  sering  iri  dan  sedih  melihat  teman-

            temannya. Mereka memiliki ayah dan ibu di rumahnya.
            Memiki adik dan kakak. Minda tinggal berdua dengan

            neneknya.  Tetapi,  Minda  tidak  mau  memperlihatkan
            kesedihannya pada nenek dan ibunya.

                    Sejak  pergi, ibunya  telah  tiga  kali  pulang  ke

            kampung.  Pada  kepulangannya  dua  tahun  lalu,  pada
            malam  terakhir,  sebelum  esoknya  ibu  berangkat  ke

            Malaysia, mereka tidur berpelukan. Ibu berpesan pada
            Minda,

                    “Minda, rajin-rajinlah belajar, Nak. Engkau harus

            jadi  orang  sukses, jangan  seperti  ibu.  Ibu  merantau
            jauh ke negeri orang adalah demi Minda. Demi cita-cita

                                                                       15
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30