Page 5 - Isi dan Sampul Air Mata Hutan Kami
P. 5

Sambutan




                    Sikap  hidup  pragmatis  pada  sebagian  besar  masyarakat
            Indonesia  dewasa  ini  mengakibatkan  terkikisnya  nilai-nilai  luhur
            budaya  bangsa.  Demikian  halnya  dengan  budaya  kekerasan
            dan  anarkisme  sosial  turut  memperparah  kondisi  sosial  budaya
            bangsa  Indonesia.  Nilai  kearifan  lokal  yang  santun,  ramah,
            saling  menghormati,  arif,  bijaksana,  dan  religius  seakan  terkikis
            dan  tereduksi  gaya  hidup  instan  dan  modern.  Masyarakat
            sangat  mudah  tersulut  emosinya,  pemarah,  brutal,  dan  kasar
            tanpa  mampu  mengendalikan  diri.  Fenomena  itu  dapat  menjadi
            representasi melemahnya karakter bangsa yang terkenal ramah,
            santun, toleran, serta berbudi pekerti luhur dan mulia.
                    Sebagai  bangsa  yang  beradab  dan  bermartabat,  situasi
            yang  demikian  itu  jelas  tidak  menguntungkan  bagi  masa  depan
            bangsa, khususnya dalam melahirkan generasi masa depan bangsa
            yang  cerdas  cendekia,  bijak  bestari,  terampil,  berbudi  pekerti
            luhur,  berderajat  mulia,  berperadaban  tinggi, dan  senantiasa
            berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, dibutuhkan
            paradigma  pendidikan  karakter  bangsa  yang  tidak  sekadar
            memburu kepentingan kognitif (pikir, nalar, dan logika), tetapi juga
            memperhatikan dan mengintegrasi persoalan moral dan keluhuran
            budi  pekerti.  Hal  itu  sejalan  dengan  Undang-Undang  Republik
            Indonesia  Nomor  20 Tahun 2003 tentang  Sistem  Pendidikan
            Nasional,  yaitu  fungsi  pendidikan  adalah  mengembangkan
            kemampuan  dan  membangun  watak  serta  peradaban  bangsa
            yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
            dan  untuk  mengembangkan  potensi  peserta  didik  agar  menjadi
            manusia  yang  beriman  dan  bertakwa  kepada  Tuhan  yang  Maha
            Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
            menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

                    Penguatan pendidikan karakter bangsa dapat diwujudkan
            melalui  pengoptimalan  peran  Gerakan  Literasi  Nasional  (GLN)
            yang memumpunkan ketersediaan bahan bacaan berkualitas bagi
            masyarakat Indonesia. Bahan bacaan berkualitas itu dapat digali
            dari  lanskap dan  perubahan  sosial  masyarakat  perdesaan  dan
            perkotaan, kekayaan bahasa daerah, pelajaran penting dari tokoh-
            tokoh  Indonesia,  kuliner  Indonesia,  dan  arsitektur  tradisional
            Indonesia. Bahan bacaan yang digali dari sumber-sumber tersebut
            mengandung nilai-nilai karakter bangsa, seperti nilai religius, jujur,
            toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa
            ingin  tahu,  semangat  kebangsaan,  cinta  tanah  air,  menghargai
                                                                        iii
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10