Page 54 - Isi dan Sampul Air Mata Hutan Kami
P. 54

Minda, ibunya  turut  menyaksikan.  Akan  tetapi,  itu

            hanya sebuah impian yang Minda tidak tahu kapan bisa

            terwujud.
                    Minda  memegang  piala  dan  uang  hadiah  yang

            baru  diperolehnya  erat-erat.  “Ibu  tidak  perlu  lagi

            bekerja ke Malaysia karena Minda sudah mendapatkan

            beasiswa  untuk  biaya  pendidikan  sampai  kuliah  di

            perguruan tinggi. Bukankah ibu bekerja ke negeri orang

            adalah  demi  biaya  sekolah  dan  pendidikan  Minda?”

            Minda membatin dalam hati.

                    Langkah  Minda  semakin  cepat.  Minda  ingin

            menunjukkan  semua  ini  kepada  neneknya.  Minda
            menaiki tangga dengan kaki gemetar.

                    “Assalammualaikum,  Nek,”  Minda  mendorong

            daun pintu dengan sikunya karena tangannya memegang

            piala dan amplop hadiah.

                     “Waalaikumsalam, Nak,” seseorang telah berdiri

            di hadapan Minda. Minda tercekat.

            Piala dan amplop di tangannya hampir saja terlepas.
                    “Ibu!” Minda berteriak kegirangan.

                    “Iya,  Nak.  Ibu  pulang,”  ibu  mengembangkan

            tangannya memeluk Minda.

            44
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59