Page 14 - Aji Batara Agung dengan Putri Karang Meulenu
P. 14
hijau yang tumbuh di halaman rumahmu. Selain itu, usap-
usapkanlah telapak kaki anakmu ini secara pelan-pelan pada
bulu binatang-binatang jinak yang ada di rumahmu.”
Petinggi dan istrinya dengan khidmat mendengarkan
pesan sang Dewa. Dengan penuh bahagia mereka membawa
masuk bayi itu ke dalam rumah.
Istri Petinggi merasa sedih bercampur menyesal
karena dia tidak bisa menyusui sendiri bayinya.
”Apa yang dapat diharapkan lagi dari seorang
perempuan yang sudah tua seperti saya untuk menyusui
anaknya?”
”Hai, Nyai Petinggi Jaitan Layar, janganlah engkau
bersedih karena engkau sebentar lagi akan dapat menyusui
anakmu.”
”Terima kasih sekali Dewa. Paduka telah mengabulkan
permintaan kami,” sahut Nyai Petinggi dengan senang.
Tiga malam bayi itu dalam pelukan Petinggi beserta
istrinya. Pada hari ketiga itulah tali pusar bayi itu tanggal.
Peristiwa itu diberitakan oleh Petinggi kepada seluruh
penduduk. Maka, ramailah seluruh penduduk menyambut
tanggalnya pusar bayi Petinggi Jaitan Layar.
8