Page 15 - Aji Batara Agung dengan Putri Karang Meulenu
P. 15

Sang  Dewata  masih senantiasa  mengawasi bayi itu

            dan memberi  petunjuk  kepada Petinggi supaya bayinya
            diberi nama Aji Batara Agung Dewa Sakti, sebuah nama yang
            sangat agung  dan sangat ’berat’  jika nama itu disandang
            oleh bayi manusia biasa. Aji Batara Agung bertambah hari

            bertambah sehat dan bertambah menyenangkan hati setiap
            orang yang melihatnya.

                   Petinggi  Jaitan  Layar mempersiapkan  upacara  ’pijak

            tanah’ dan upacara erau (pesta adat)  untuk mengantarkan
            sang anak  mandi ke tepian  kolam  untuk  pertama kalinya.
            Setelah  upacara  persiapan selesai, segera  diadakan  erau
            selama empat puluh hari empat puluh malam. Gamelan Gajah

            Perwata  juga  ditabuh  terus-menerus  tiada  henti. Segala
            macam  binatang  ternak disembelihnya,  baik  yang  jantan
            maupun  yang  betina  untuk  hidangan  penduduk.  Setelah
            upacara mandi selesai, para kerabat membawa kembali Aji

            Batara Agung ke dalam rumah Petinggi. Oleh para kerabat
            Petinggi, Aji Batara Agung dikenakan pakaian yang serba
            bagus dan indah seperti orang dewasa yang siap dinobatkan
            menjadi seorang raja.


                   Pakaian  kebesaran  telah dikenakan  kemudian
            beramai-ramai  Aji Batara Agung  diarak  lagi  untuk  dibawa
            ke tempat upacara. Aji Batara Agung dipayungi dengan

            payung agung  yang sangat  indah. Gamelan  Gajah Perwata
            serta bunyi meriam ’Sapu Jagat’  mengiringi arak-arakan Aji
            Batara Agung. Penduduk tidak dapat menahan haru. Mereka


                                          9
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20