Page 18 - Aji Batara Agung dengan Putri Karang Meulenu
P. 18
satu kayu kaso saja yang bisa kaupotong supaya rumah ini
tidak roboh. Ayo, lakukanlah daripada kita kelaparan.”
Petinggi tidak berpikir panjang lagi lalu mengambil
parang kemudian memotong salah satu kayu kaso rumah
mereka dan segera membelah-belahnya menjadi beberapa
potong. Tiba-tiba dari salah satu belahan kayu itu terlihat
seekor ular kecil melingkar dan memandang Petinggi dengan
sorot matanya yang halus seakan-akan minta perlindungan,
minta dikasihani, dan minta dipelihara.
”Baiklah, ular yang baik. Istriku memintaku untuk
mengambilmu dan memeliharamu di tempat sirihnya.
Apakah engkau setuju?” tanya Petinggi kepada ular kecil itu,
tanpa menunggu jawaban.
Tatkala ular kecil itu mulai diambil, keajaiban pun
timbul dengan tiba-tiba. Alam yang mulanya memburuk
berubah menjadi cerah. Cahaya matahari memancarkan
cahayanya menyedot sisa-sisa air hujan yang membanjiri
bumi berhari-hari. Pelangi juga bersedia menghiasi alam
dengan warna-warninya. Bunga-bunga kelihatan mekar
berseri seakan menantang pemuda dan pemudi Kampung
Melanti untuk menikmati keindahan alam.
Ada kesibukan baru Babu Jaruma, yakni memelihara
seekor ular kecil. Diberinya ular itu makan tiga kali sehari
layaknya manusia biasa. Setiap saat dibelainya dengan
penuh rasa kasih sayang. Tak lupa juga ular itu diajaknya
12