Page 26 - Aji Batara Agung dengan Putri Karang Meulenu
P. 26

”Ayahanda dan Ibunda,  saya telah merepotkan kalian.

            Buatkanlah sekali lagi tangga dari kayu lampung, sedangkan
            anak tangganya hendaknya dibuat dari bambu yang diikat
            dengan akar lembiding. Jangan coba-coba membuat tangga
            dari  besi  karena tidak  akan kuat  menahan tubuhku, dan

            janganlah  lupa,  bilamana  ananda  sudah dapat  turun  ke
            tanah, hendaknya Ayah dan Bunda mengikuti ke mana saja
            ananda merayap.  Ananda juga minta agar Ayah membakar
            wijen hirang serta taburi tubuhku dengan beras kuning. Jika

            ananda  merayap  sampai  ke sungai  dan menenggelamkan
            diriku ke dalam air, ananda harapkan agar Ayah dan Bunda
            mengiringi buihku.”


                   Berkat     ketekunan      sanak     saudara     dalam
            mengerjakannya, akhirnya selesai juga tangga terbaru
            dan terkuat yang pernah mereka kerjakan. Petinggi segera
            mendekati sang naga sambil membisikkan kata-katanya.


                   ”Anakku, marilah turuni tangga yang telah kami buat
            ini berdasarkan petunjukmu! Ayahmu akan membimbingmu
            pelan-pelan.”


                   Sang  naga pun mengangkat  kepalanya kemudian
            merayap menuruni tangga itu sampai ke tanah. Setelah
            sampai di  tanah, naga berhenti sejenak untuk  menata

            kembali napasnya. Semua orang tertegun bercampur terharu
            ketika menyaksikan sang naga merayapi tangga yang mereka





                                         20
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31