Page 28 - Aji Batara Agung dengan Putri Karang Meulenu
P. 28
Beberapa saat kemudian tiba-tiba angin topan pun
bertiup dengan dahsyatnya, kilat sabung-menyabung sangat
mengerikan, guntur berdentuman melebihi dahsyatnya
suara meriam. Gelombang besar mempermainkan perahu
Petinggi. Petinggi dengan istrinya berkayuh sekuat tenaga
untuk mencapai tepi sungai. Mereka berusaha supaya tidak
tenggelam digulung gelombang raksasa.
Akhirnya, Petinggi beserta istrinya berhasil mencapai
tepian. Mereka bernapas lega mungkin karena sang Dewata
telah menyelamatkannya. Bersamaan dengan sampainya
Petinggi di tepian sungai, seketika itu pulalah keadaan
alam yang bagaikan kiamat itu dengan tiba-tiba mereda.
Yang terdengar hanyalah suara rintik hujan, suara angin
lembut bertiup, dan sayup-sayup suara guruh. Teja juga
menampakkan diri di langit keabu-abuan. Pelangi rela
membentang ke bumi dengan warna-warni yang cerah dan
menyegarkan.
Mereka amat terpesona menyaksikan keindahan alam
yang belum pernah dijumpainya selama hidup mereka.
”Ke manakah sang naga kita?” tanya Babu Jaruma
bertubi-tubi kepada suaminya.
Pada saat suami istri tersebut termenung memikirkan
anaknya itu, tiba-tiba Sungai Mahakam penuh dengan buih.
Sejauh-jauh mata mereka memandang ke sungai itu, buih
belaka yang terlihat. Demikian pula di sekitar perahu yang
22