Page 33 - Aji Batara Agung dengan Putri Karang Meulenu
P. 33

Persamaan rentetan peristiwa upacara yang terjadi di

            kedua negeri  itu disaksikan oleh  para Dewa di  kayangan.
            Para  Dewa  menyaksikan  jalannya  semua  upacara  di Hulu
            Dusun dan di Jaitan Layar dengan gembira karena semua cara
            yang dipesankan kepada kedua Petinggi dalam memelihara

            Putri  Karang  Melenu  dan  Aji  Batara  Agung  Dewa  Sakti
            dilaksanakan dengan tiada satu kesalahan atau kekeliruan
            pun. Untuk itu, para Dewa di kayangan merasa puas.


                   Putri seolah mengerti dan memahami rentetan upacara
            tersebut untuk dirinya. Hal ini terbukti bahwa Putri Melenu
            tidak rewel. Bahkan, ia tampak riang dan menikmati upacara
            tersebut. Putri tersenyum-senyum ketika didudukkan di atas

            wadah senjata sebelum ia dibawa masuk kembali ke dalam
            rumah dengan iringan penduduk yang riang gembira.

                   Kegelisahan seperti  itu  pantas  saja dirasakan oleh

            Babu  Jaruma  sebagai  ibu  Putri  Karang  Melenu  di  bumi.
            Anak itu adalah kiriman sang Dewata yang belum dijamin
            oleh orang biasa bahwa anak itu akan kembali ke kayangan
            dengan begitu saja atau akan tetap dipelihara oleh ibundanya

            sampai waktu  tertentu.   Penantian  panjang  itu  berakhir
            dengan  melegakan  karena  mereka  melihat  arak-arakan
            orang  membawa  sebuah payung  agung  dengan  iringan
            gamelan yang amat ramai. Pikiran Babu Jaruma hanya satu.


                   ”Itukah anakku, Putri Karang Melenu?”




                                         27
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38