Page 39 - Aji Batara Agung dengan Putri Karang Meulenu
P. 39
menikamkan kerisnya ke ulu, ke atas, ke bawah, sehingga apa
saja yang terkena tikaman keris Aji, pasti tembus. Apalagi,
ruang Aji tidur sangat gelap tak ada sinar sedikit pun masuk
ke dalam ruang tidurnya.
”Apa yang terjadi? Mengapa kamar ini gelap gulita dan
sepi-sepi saja?” celetuk seorang punakawan. Salah seorang
dayang terbirit-birit membawa penerang ruangan.
Semuanya tidak habis pikir apa yang sedang terjadi di
kamar momongannya. Kenyataannya Aji Batara Agung masih
tertidur, tetapi memang dahinya tampak berkerut-kerut.
Aji bercerita tentang mimpinya semalam kepada
ibundanya, Nyai Petinggi Jaitan Layar.
”Menurut Ibu, makna mimpimu itu adalah sebuah
isyarat bahwa engkau harus segera menikah,” jawab Nyai
Petinggi Jaitan Layar.
”Sejujurnya, Ibu, memang itulah yang kuharapkan,
tetapi hendaknya bakal istriku kelak adalah wanita yang
sederajat denganku dan yang pasti dia haruslah turunan
dari kayangan,” jawab Aji Batara Agung Sakti sambil
tersenyum.
”Kalau demikian halnya, aku akan menunda kepergianku
ke Majapahit karena aku akan mencari negeri yang
menyimpan gadis untuk jodohku. Aku sama sekali tidak
33