Page 46 - Aji Batara Agung dengan Putri Karang Meulenu
P. 46

ketakutan.


                   Beberapa saat kemudian kedua punakawan itu telah
            memasuki negeri Jaitan Layar. Mereka tergesa-gesa masuk
            rumah Aji Batara Agung  sambil memberi salam kepada seisi

            rumah.

                   ”Ke mana saja kalian, hai, Punakawan? Kausimpan di
            mana ayam kesayanganku?” tanya Aji Batara Agung dengan

            berang karena ayam jagonya tak tampak dalam gendongan
            punakawannya.

                   Seketika  itu  meronalah  muka  Aji  Batara  Agung.

            Marahnya  memuncak.  Seluruh  tubuh  kedua  punakawan
            itu gemetaran. Karena takut mendapat ganjaran berupa
            hukuman mati, kedua punakawan itu memberanikan diri
            bercerita secara panjang  dan lebar tentang  apa  saja yang

            dialaminya  selama  meninggalkan  rumah Aji  Batara  Agung
            untuk  memenuhi permintaan  tuannya  itu  mendapatkan
            limau purut.


                   ”Maafkanlah  kami,  Tuan,  atas  keterlambatan
            kedatangan kami. Kami telah berusaha mencari buah limau
            purut  lima  setangkai atau  tujuh  setangkai itu sampai  ke
            dusun-dusun lain  di  negeri  ini bahkan sampai ke negeri

            orang.  Kami  telah  sampai  ke  Dusun  Melanti  negeri  Hulu
            Dusun. Apakah Aji Batara masih  berkenan mendengarkan
            cerita kami?”




                                         40
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51