Page 51 - Aji Batara Agung dengan Putri Karang Meulenu
P. 51
yang lantang dan menantang kepada ayam lain untuk
berkelahi. Milik siapakah tempat sirih ini dan siapakah yang
membuang sepah di tempat peludahan ini?”
”Kepunyaan bujangku,” sahut Babu Jaruma.
”Tidak mungkin, bentuk tempat sirih ini hanya untuk
raja-raja bukan untuk bujang-bujang.”
”Kalau Andika tidak percaya, carilah sendiri orang
yang memiliki tempat sirih ini!” kata Babu Jaruma sambil
gemetaran.
”Baiklah, akan kucari,” sahut Aji.
Aji Batara Agung memejamkan mata, menghadapkan
mata hatinya kepada Batara Syiwa meminta petunjuk dan
memohon pertolongan untuk mendapatkan orang yang
memiliki tempat sirih itu yang menurut dugaannya tiada lain
adalah putri yang diceritakan oleh kedua punakawannya.
Setelah selesai bersemadi, Aji pun membuka matanya
dan melihat ke kanan, ke kiri, dan ke atas.
Terlihatlah olehnya tempayan besar di atas dan
berkatalah hatinya bahwa apa yang dicarinya ada di dalam
tempayan itu. Aji pun berkata, ”Hai, tempayan, terbukalah
engkau!” Terbukalah tempayan dan Aji Batara Agung segera
45