Page 8 - Aji Batara Agung dengan Putri Karang Meulenu
P. 8
mimpinya itu seolah ia mendapat perintah dari sang
Dewata untuk segera menghadap. Tanpa berpikir panjang,
disanggupinya perintah sang Dewata. Bersama istri
tercintanya, Nyai Minak Mampi, Petinggi menghadap sang
Dewata.
”Sebenarnya semalam aku bermimpi berbincang
dengan Dewata Agung dan aku diwajibkan bersemadi di
tempat pertapaan,” kata Petinggi kepada istrinya.
”Apa yang perlu saya persiapkan, suamiku?” tanya
istri Petinggi.
”Siapkan keperluan untuk bersemadi, Nyai. Jangan
lupa bawa juga dupa setanggi yang nantinya akan kita bakar,”
jawab Petinggi.
Tempat yang sangat sepi terkesan angker dipilihnya
untuk tempat bersemadi.
”Nyai, tak terasa kita telah empat puluh hari bersemadi
sesuai dengan permintaan sang Dewata. Kita akan pulang ke
rumah hari ini,” kata Petinggi kepada istrinya.
”Apakah sang Dewata akan mengabulkan permintaan
kita, Nyai? Kita sangat merindukan kehadiran anak untuk
melengkapi hidup di dunia ini,” Petinggi bertanya kepada
diri sendiri dan kepada istrinya.
2