Page 9 - Aji Batara Agung dengan Putri Karang Meulenu
P. 9

Baru  beberapa  saat  mereka  memejamkan  mata,

            suara gegap gempita itu menyentak-nyentakkan tidurnya.
            Akhirnya, Petinggi memberanikan diri membuka pintu dan
            keluar  untuk mencari asal  suara tersebut. Petinggi ingin
            tahu apa yang sebenarnya terjadi di luar rumah mereka.


                   ”Suara apakah itu, suamiku?” tanya Nyai Minak Mampi
            sambil mengikuti langkah suaminya memeriksa sekeliling
            rumahnya.


                   ”Apa yang engkau lihat, Nyai?” tanya Petinggi setengah
            berbisik.


                   ”Aku  belum  melihat  apa-apa,”  sahut  istrinya  lirih.
            ”Bagaimana kita bisa melihat sesuatu? Malam begini pekat,
            tak satu pun bintang menerangi bumi,” lanjut istri Petinggi
            agak ketakutan.


                   ”Ya, sudah kita masuk ke rumah lagi saja. Besok pagi-
            pagi setelah hari terang kita lihat apa yang terjadi malam ini,”
            ajak Petinggi Jaitan Layar dengan lembut kepada istrinya.


                   Sebelum  sampai  di pintu  rumah, tiba-tiba  keduanya
            tersentak karena mereka  melihat  sebuah batu  besar
            sekali berwarna hitam melayang-layang di  udara bebas,

            tetapi  anehnya di malam  gelap  gulita  itu  batu  hitam itu
            memancarkan  sinar sampai  menembus ke tanah.  Pada
            saat itu, malam yang tadinya gelap  gulita  menjadi  terang
            benderang seolah dipancari sinar terang.



                                          3
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14