Page 52 - Cerita Aki Balak
P. 52

yang sibuk mengawinkan ikan hiu dengan kucing.

                Tawa dan teriakan bercampur dengan bunyi guntur
                yang mengerikan. Baru setelah air hujan jatuh bagai

                air bah, orang-orang terperanjat dan berlarian
                untuk meneduh. Hujan turun tidak berhenti. Hujan

                turun berhari-hari. Penduduk heran melihat hujan.
                Sampai pada suatu ketika, hujan dan angin tak

                terkendali. Air di daratan sudah merendam sebagian
                daratan. Orang-orang berlarian ke sana kemari

                berusaha menyelamatkan diri. Tiba-tiba terdengar
                guruh menggelegar. Ada cahaya yang muncul seperti

                membelah angkasa. Orang-orang yang lari ke darat
                menjadi patung. Sehingga kampung tersebut hancur

                musnah dan tidak ada satu pun penduduk setempat
                hidup.

                     Ketika mengakhiri ceritanya, ayah Matonandow
                mengatakan  kepada Matonandow  untuk  tidak

                mengusik binatang dan tumbuhan di sekitarnya.
                Semua orang harus belajar dari malapetaka yang

                menimpa masyarakat di Benayuk.






                                          44
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57