Page 56 - Cerita Aki Balak
P. 56

aktivitas seperti biasanya, yaitu ke hutan mencari
                damar dan kayu bakar.

                     Anak dan istrinya sudah berupaya untuk

                kesembuhan kaki Pak Sako. Kaki itu tetap tidak
                sembuh. Kesabaran keluarga tidak ada lagi. Pak
                Sako ditempatkan di ruang tersendiri. Makanan

                dan minuman untuknya diletakkan di meja di ujung

                ruangan. Rumah yang biasanya ramai dengan
                percakapan dan sendau gurau menjadi sepi. Keadaan
                Pak Sako semakin menyedihkan. Tubuhnya berbau.

                Tak satu pun keluarga mau mendekat. Pak Sako

                hampir tidak keluar sama sekali dari rumahnya.
                Rumah Pak Sako terlihat  sepi seperti tidak
                berpenghuni.

                     Sebelum sakit, jika tidak sedang ke ladang

                atau  ke  hutan,  Pak  Sako  sering  berkunjung  ke
                tetangga walau rumahnya berjauhan. Jika tidak,
                dia akan duduk-duduk di tangga menjelang petang.

                Jika menjelang siang, Pak Sako menyibukkan diri

                membelah kayu-kayu di halaman untuk dijadikan






                                          48
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61