Page 12 - Sulut-Ansuang Bakeng
P. 12

Malam itu, sehabis makan malam, Nabai mendekati

            kakak-kakaknya yang sedang menyatukan ikan-ikan

            asin yang sudah kering untuk dibawa ke pasar.

                 “Kak, besok aku tidak ikut, ya?”


                 “Kenapa? Bukankah biasanya kau yang paling tidak

            sabar menunggu hari pasar?” tanya Panggelawang.

                 “Ya.    Bukankah      penjual    itu    berjanji   akan

            membawakanmu  lembar-lembar  kulit  kayu  bergambar


            baru?” tambah Wanggaia.

                 “Ah, ya. Benar juga. Akan tetapi, coba Kakak

            lihat. Sekarang bulan baru. Itu berarti, sudah saatnya

            memotong pohon pisang untuk diambil pelepah-


            pelepahnya,  Kak.  Makin  cepat  dimulai,  makin  baik,

            ‘kan?”

                 “Aku dan kakak tidak melaut karena cuaca buruk

            selama berhari-hari. Meskipun besok hari pasar, kami


            tidak memaksakan diri mencari ikan. Bagaimana mungkin

            kau berpikir untuk pergi memotong pohon dalam cuaca

                                          3
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17