Page 15 - Sulut-Ansuang Bakeng
P. 15
warna ungu, cokelat muda, dan cokelat, bagi Wanggaia
serat-serat itu terlihat serupa.
“Kakak!” teriak Nabai tiba-tiba. “Besok aku ikut,
tetapi jangan lama-lama, ya? Aku hanya akan menagih
gambar yang dijanjikan Akang Janis, sekaligus meminta
Embo Nace memberiku semua persediaan kesumba
yang ia miliki. Sudah saatnya kuwarnai seratku dengan
warna merah. Setelah pulang dari pasar, aku akan
pergi ke hutan sebelah utara kebun kita memotong
pohon pisang.” Setelah Nabai menghilang di balik pintu
rumah, barulah Panggelawang menyadari Wanggaia
sedang duduk di tanah di samping batang pohon yang
terguling. Panggelawang tidak dapat menahan tawanya.
Malam itu ia menatap langit malam sambil mensyukuri
keceriaan dan kepolosan adik-adiknya.
6