Page 21 - Sulut-Ansuang Bakeng
P. 21

“Aku percaya padamu. Apa pun yang terjadi di luar

            sana, kerjakan sajalah tenunanmu. Jangan pergi jauh-

            jauh dari rumah. Jagalah dirimu baik-baik, Nabai.”

                 Seperti  yang  dipesan  kakaknya,  Nabai  tidak


            beranjak jauh dari rumahnya. Memang sesekali ia turun

            ke  kolong  rumah  untuk  melihat  hote  yang  diangin-

            anginkannya, tetapi tidak seperti biasanya, ia tidak

            berlama-lama  di  luar  rumah.  Kebanyakan  waktunya


            di rumah dihabiskannya untuk menenun. Ia tidak

            menggubris dahan-dahan pohon yang dipatahkan

            angin yang bertiup kencang. Ia mengabaikan dedaunan

            yang terbang masuk ke dalam rumah. Apalagi, ketika


            mendapati  hote  merah  yang  diangin-anginkannya

            telah mencapai warna yang diinginkannya, ia semakin

            tenggelam dalam dunia tenunan. Pun ketika rumah itu

            berguncang, ia tidak beranjak dari alat tenunnya. Ia


            tidak menyadari seorang raksasa sedang mendekat.

            Begitu pula halnya ketika raksasa itu mengintip ke

                                         12
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26