Page 23 - Sulut-Ansuang Bakeng
P. 23

dalam rumah, ia masih tidak mengetahuinya. Ia baru

            terkejut ketika atap rumah yang terbuat dari daun enau

            berjatuhan di sekitarnya dan sebuah tangan yang besar

            menariknya ke luar rumah. Nabai meronta-ronta, tetapi


            tenaganya tidak cukup untuk melawan raksasa itu.

                 Semakin ia meronta, tangan raksasa itu semakin

            kuat  menggenggamnya.  Nabai  pun  hanya  dapat

            memandang pasrah ke arah laut. Pandangannya


            berkunang-kunang, mungkin karena ia terlalu semangat

            meronta. Tiba-tiba ia melihat kedua kakaknya berlari-

            lari mengejarnya. Tangannya  menggapai ke arah

            mereka,  tetapi  bayangan  mereka  buyar.  Nabai  hanya


            dapat memandangi tangannya yang menggapai kaku.

            Ia kini memperhatikan tangannya yang dipenuhi hote

            merah  yang  sedang  ditenunnya. Hote  itu  cukup  tebal

            dan  terlalu  kuat  untuk  ia  putuskan,  tetapi  raksasa


            itu  pasti  telah  memutus  hote  itu  dari  alat  tenunnya

            ketika ia merenggutnya keluar rumah. Tanpa berpikir

                                         14
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28