Page 24 - Sulut-Ansuang Bakeng
P. 24

panjang, ia merangkai hote tersebut hingga membentuk

            knot lalu berupaya mengaitkannya pada setiap dahan

            yang  dilaluinya.  Ketika  berhasil,  ia  mengulurkan  hote

            sambil menyelipkan doa di sana agar kedua kakaknya


            menyadari bahwa hote itu miliknya dan bahwa hote itu

            dapat mengantarkan mereka ke tempat ia diculik.

                 Di laut, para nelayan dan awak serta penumpang

            kapal yang diselamatkan dari hantaman angin kencang


            itu tidak dapat kembali ke kampung. Mereka terpaksa

            merapat ke pulau terdekat. Panggelawang diam, tetapi

            Wanggaia dapat membaca kegelisahan di wajahnya.

            Memasuki hari keempat, Panggelawang menyuruh


            Wanggaia  mempersiapkan  diri  untuk  pulang.  Tanpa

            menunggu cuaca membaik, keduanya berperahu

            menembus badai. Wanggaia sangat memercayai sang

            kakak, sedangkan Panggelawang tidak sekali pun


            meragukan kemampuan sang adik. Dengan tekad yang

            kuat, kepiawaian, dan kekompakan keduanya, cuaca

                                          15
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29