Page 27 - Sulut-Ansuang Bakeng
P. 27
perlu memastikan arah karena mereka belum pernah
masuk ke hutan itu.
“Kakak, coba lihat itu!” teriaknya sambil menunjuk-
nunjuk. Panggelawang ikut memanjat pohon yang dinaiki
adiknya untuk melihat apa yang ditunjuk adiknya.
Pada rimbunan pohon sagu terdapat puluhan langkah
di hadapan mereka, sebuah dahan layu berayun-ayun
ditiup angin. Mengingat cuaca buruk selama berhari-
hari, dapat disimpulkan bahwa dahan itu terbawa angin
dan tersangkut di sana. Akan tetapi, dahan itu tidak
tersangkut. Dahan itu seperti mengambang, tanpa ada
yang menyangga ataupun menggantungnya. Itulah
yang menarik perhatian Wanggaia. Ketika mendekati
dahan itu, tampaklah oleh mereka hote merah yang
mengikatnya. Hari itu matahari bersinar cerah, secerah
harapan yang diberikan oleh hote tersebut.
“Ini hote merah Nabai. Kita sudah berada di arah
yang tepat,” kata Panggelawang.
18