Page 18 - Cerita Joko Dolog
P. 18
“Kalau ia menyatakan sanggup, bagaimana?”
“Itu tak mungkin, Putriku. Hutan di sebelah
barat Surabaya itu sangat luas dan banyak binatang
buas. Jika Situbondo sanggup, ia mungkin tak akan
tahan melakukan pekerjaan ini. Ia akan menyerah,”
kata Adipati Jayengrana merasa yakin.
Dengan beriringan menuju ruang utama, Adipati
Jayengrana beserta istri dan Dewi Purbawati menemui
Pangeran Situbondo yang sudah menunggu dengan
harap-harap cemas.
“Bagaimana, Paman? Apakah Dewi Purbawati
berkenan mengenal dan menerima lamaran saya?”
tanya Pangeran Situbondo.
“Sabarlah, Pangeran, sepertinya engkau sudah tak
sabar menunggu jawabannya. Cobalah engkau tanyakan
sendiri kepada Purbasari,” jawab Adipati Jayengrana
berusaha bersikap bijaksana kepada Situbondo. Namun,
dalam hati kecil Jayengrana tebersit kegalauan hati
yang luar biasa. Ia merasa takut seandainya Situbondo
berhasil melakukan apa yang diminta Purbasari. Kilat
matanya tajam menatap mata Situbondo untuk mencari
jawab kegalauan hatinya.
“Adinda Purbawati, apa jawaban Dinda?” tanya
Situbondo.
12