Page 34 - Cerita Joko Dolog
P. 34

Seperti pagi itu, Joko Jumput melihat ibunya masih
            terlelap tidur. Ia enggan membangunkan. Ia pandangi
            wajah ibunya dengan penuh kasih sayang. Garis-garis di
            wajahnya yang mulai keriput makin tampak jelas. Joko

            Jumput  merasa  belum  bisa  membahagiakan  ibunya.
            Dengan  kasih  sayang  ia  selimuti  tubuh  ibunya  yang
            mulai ringkih. Kasur tipis yang menjadi alas tidur ibunya
            tak bisa memberi kehangatan karena udara di sekitar

            hutan sangat dingin.

                    Pagi itu, dengan bersemangat Joko Jumput pergi
            ke hutan mencari bahan untuk membuat jamu. Ia petiki

            daun kumis kucing, daun sirih, daun pegagan, dan lain-
            lain yang bisa ditemukan di sekitar hutan. Joko Jumput
            juga rajin menyiram tanaman obat yang ada di sekitar
            hutan.  Ibunya  sangat  rajin  menanam  tanaman  obat-

            obatan itu. Bahkan, banyak sekali macam dan jenisnya,
            seperti, kunyit, jahe, dan temulawak.

                    Setelah  mendapatkan  bahan  untuk  jamu,  Joko

            Jumput meneruskan perjalanannya untuk mencari kayu
            bakar.

                    “Sepertinya  persediaan  kayu  bakar  di  rumah

            sudah  mulai  menipis.  Aku  harus  mencari  dan
            mengumpulkannya,” batin Joko Jumput. “Kasihan Mbok
            kalau harus mencari kayu bakar sendiri.”






                                         28
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39