Page 27 - Cerita Kaka Beradik Tange dan Berei
P. 27

“Liklak hanyalah seekor anjing. Liklak mungkin sudah
            lapar sehingga tak sanggup lagi menunggu ikan jatahnya

            matang  sehingga  dia  makan  ikan  milik  Kakak,”  Berei
            masih  berusaha  menjelaskan  apa  sebenarnya  terjadi

            pada  Tange.  Dia  berharap  kakaknya  mengurungkan
            kemarahannya.

                 Nasi sudah menjadi bubur. Tange tetap saja tidak

            terima. Dia marah besar.
                 “Jika  Liklak memang  benar  memakan  ikan

            tangkapanku,  mengapa  tak  kutemukan  sama  sekali
            sisanya?  Aku tak  percaya  dengan  ceritamu.  Aku

            memang  tak  semahir  dirimu  dalam  mengail.  Tapi  aku
            pun  tak  perlu  belas  kasihanmu.  Mulai  sekarang  kita

            akan  berpisah.  Kita  hidup  sendiri-sendiri,”  Tange
            mengatakannya sambil melangkah meninggalkan Berei.

            Berei yang berusaha menahan dan menjelaskan duduk
            perkara sudah tidak dia pedulikan lagi.




















                                         21
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32