Page 31 - Cerita Kaka Beradik Tange dan Berei
P. 31

buas pasti jarang yang mencapai tempat ini, begitu pikir
            Tange.

                 Tange pun mendirikan gubuk sederhana dari batang

            dan dahan kayu yang dia susun sedemikian rupa. Bilik-
            biliknya  dikelilingi  oleh  kulit  kayu.  Agar  tidak  terkena
            panas dan hujan, Tange menutup atap gubuknya dengan

            jerami dari alang-alang yang sudah kering.

                 Pada hari-hari pertamanya hidup di gubuk tersebut,
            Tange mengumpulkan makanan dari jagung dan buah-

            buahan yang ada di sekitarnya. Lambat laun, persediaan
            makanan  di  padang  itu  menipis.  Tange  pun  mencoba

            bercocok tanam di sekitar gubuknya.

                 Dia bersihkan tanah dari rumput dan alang-alang.
            Setelah  rapi,  dia  gemburkan  tanah  itu  menggunakan

            tombak dari kayu. Dia mulai kumpulkan biji-bijian dari
            tumbuhan  yang  bisa  dimakan.  Kemudian  disemailah

            biji-bijian  itu  ke tanah garapannya.  Dia  pun  mencari
            bakal umbi-umbian di sekitar bukit. Umbi-umbian yang

            masih muda itu pun dia cabut dan tanam ulang di sekitar
            gubuknya.

                 Tange  pun  memiliki  ide  untuk  membuat  saluran

            air dari mata air di dekat padang rumput itu sehingga
            tak  perlu  repot-repot  menyirami  tanamannya.  Tange




                                         25
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36