Page 34 - Cerita Kaka Beradik Tange dan Berei
P. 34

Hanya  dengan  merawat  kebunnya,  Tange  bisa
            mencukupi hidupnya. Dia pun hidup nyaman di gubuknya

            yang  makin hari  makin besar  karena  digunakan  juga
            sebagai  lumbung  hasil  kebun.  Tange  hidup  begitu

            bahagia.  Namun,  dia  merasa  begitu  kesepian.  Hari-
            harinya  selalu  dia  lewati  dengan  sendirian.  Pagi-pagi

            benar  dia  sudah  bangun  untuk  memeriksa  kebunnya
            kemudian  membuka  sumbat  aliran  mata  air  agar

            tanaman-tanamannya bisa tersirami.
                 Ketika  langit  sudah  mulai  terang,  Tange  memulai

            aktivitasnya  di  kebun.  Dia  bersihkan  kebunnya  dari

            rumput,  ilalang,  dan  tumbuhan  hama.  Dia  sebar  biji-
            biji  baru  ke  tanah  garapannya.  Selain  jagung,  dia
            tanam  juga  kacang  tanah,  kedelai,  kangkung,  bayam,

            pisang, dan mangga. Umbi-umbian yang sudah matang

            dia  cabut,  sedangkan  yang  masih  anakan  dia biarkan
            terlebih dulu. Dia juga mencoba menanam kenari yang
            kelak  batang  pohonnya  bisa  dia  pergunakan  untuk

            membangun rumah.

                 Saat  matahari  sudah  mulai  tenggelam  ke  barat,
            Tange  akan membersihkan  diri  di mata  air  dan

            menyiapkan  makan  malam  untuk  dirinya  sendiri.
            Begitulah  Tange  menjalani  hari-harinya.  Kadangkala





                                         28
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39