Page 50 - Cerita Kaka Beradik Tange dan Berei
P. 50
“Kau harus melihat sendiri kebunku. Tanamannya
begitu subur, Hasil panenku selalu banyak dan besar-
besar. Seakan-akan apa saja yang aku tanam bisa
tumbuh dengan subur. Kau hebat menangkap ikan, aku
pandai berkebun. Rupanya itulah cara Tuhan memberi
tahukan kita bahwa tiap orang memiliki kelebihannya
sendiri-sendiri. Dengan cara itu kita bisa hidup saling
melengkapi,” urai Tange.
“Syukurlah, Kak. Kau sekarang hidup begitu
bahagia. Kau punya kebun yang begitu besar. Kau pun
telah memiliki keluarga yang begitu sempurna. Kau
memiliki istri dan seorang anak yang lucu.”
“Kau tahu Berei? Memang aku sudah begitu
bahagia dengan kehidupanku sekarang. Aku pun sudah
memiliki keluarga. Namun, kau lupa, bukankah kau juga
keluargaku? Kebahagiaanku tidak akan lengkap jika kita
bertengkar dan tidak berdamai lagi,” jawab Tange.
Muncul keinginan Berei untuk hidup bersama
dengan kakaknya lagi. Dia ingin menawari Tange untuk
pindah bersama dia membuat gubuk baru di tepi pantai.
“Kakak, apakah kau tak ingin tinggal di tepi pantai
lagi? Kita bisa membuat gubuk baru yang lebih luas
44