Page 16 - Cerita Seri Genteng
P. 16

ingin memberikan kepada sang ibu saat ia pulang dari bukit
            nanti.

                 Umur Enten kurang lebih 7 hingga 8 tahun, ia tidak bisa

            memastikan tepatnya, ia hanya mengira. Pada usia tersebut,

            Enten sudah pandai membantu sang ibu. Kadang ia merebus
            ubi dan dedaunan untuk sayur mereka makan, menyapu

            ruang satu-satunya yang ia miliki bersama ibunya itu, serta

            menganyam rotan atau menonton ibunya menenun benang

            yang sebelumnya telah dipintal dari kapas.
                 Pada malam hari, mereka biasanya bercerita tentang

            leluhur, tanaman yang tumbuh dari biji yang disemai, pohon

            yang berusia ratusan bahkan ribuan tahun, hingga cerita

            tentang makhluk yang hanya keluar saat malam hari.
                 Suatu ketika, sang ibu menyanyikan lagu yang terdengar

            aneh bagi Enten. Namun, dibiarkannya saja hingga selesai.

            Sang ibu tampak berkaca-kaca matanya. Ia melantunkan

            lagu dalam bahasa kuno sambil menangis. Hingga sekarang
            Enten masih penasaran akan arti lagu tersebut. Lama

            lamunan Enten hingga terdengar ketukan pada tangga.

                 “Ibu pulang, Nak. Bawa masuk ubi dan sayuran itu!”

            Terdengar suara ibu dari kolong pondok.




                                          5
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21