Page 24 - Cerita Seri Genteng
P. 24

kemudian, ia duduk lagi di ujung tangga sambil menunggu
            sang ibu pulang. Kucing teman barunya mengeong sambil

            mengeluskan badan pada kaki Enten.

                 “Ada apa?” tanya Enten seolah si kucing mengerti

            ucapannya.
                 Si kucing menuruni tangga dan terus-menerus mengeong

            kemudian berhenti tepat di tanah yang berhadapan muka

            dengan tangga pondok. Enten menatapnya lalu ikut menuruni

            tangga itu pula.
                 Hewan belang tiga itu melangkah perlahan menuju

            hutan. Dipastikannya Enten mengikutinya. Kucing itu sering

            berpaling dan menoleh ke belakang. Enten mengerti isyarat

            itu. Enten berjalan mengekori si kucing. Enten penasaran
            apa yang ingin ditunjukkannya.

                 Berjam-jam mereka berjalan, terus menuruni bukit

            tempat pondok tinggal Enten dan ibunya hingga tibalah

            mereka di sebuah perkampungan. Enten terkejut sekaligus
            terpesona, ia belum pernah bertemu manusia selain ibu

            dan ayahnya. Enten terpana melihat banyak rumah berjejer

            dengan taman bunga di pekarangan. Enten terpesona

            pada baju bagus yang dikenakan, kalung berkilauan yang




                                          13
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29