Page 39 - Cerita Seri Genteng
P. 39
Senarai tertawa, tetapi enggan untuk menjawabnya. Ia
mengajak Enten turun dari atap rumah itu. Malam cerah,
hanya sedikit awan bergantung.
Mereka berdua bergegas masuk rumah. Setelah
memastikan pintu dan jendela tertutup semua, bersiap
tidurlah mereka. Di atas sebuah tikar lebar, Enten bergabung
dengan saudara-saudara Senarai yang sudah terlebih dahulu
terlelap. Dengkur mereka halus. Enten berbaring meluruskan
badannya, ia teringat ibunya.
“Mungkin ibu tidak bisa tidur sebab memikirkan aku yang
tidak ada di rumah. Maafkan aku, Bu,” ucapnya perlahan
dalam hati. Enten mencoba tenang dan mulai menutup
mata. Ia ingin mengumpulkan tenaga untuk besok kembali
ke pondok, kembali ke pelukan ibu yang sangat ia cintai.
***
Pagi tiba. Mendengar kokok ayam, Enten terbangun.
Di lihatnya Senarai masih mendengkur di sampingnya.
Teringat lagi akan ibunya, Enten ingin sekali segera pulang.
Ia perlahan menggoyang-goyangkan badan Senarai dan
berbisik.
28