Page 44 - Cerita Seri Genteng
P. 44
Enten mengucapkan salam perpisahan kepada keluarga
itu. Enten hampir lupa pada si kucing. Kucing hitam cokelat
keemasan itu muncul dan mulai mengikutinya. Enten
membalikkan badannya dan menatap Senarai.
“Kucing itu ingin bersamamu. Jagalah ia!” ucap Senarai
bagai mengerti yang sedang dipikirkan Enten. Enten
mengangguk mantap.
Lalu, ia mengusap kepala si kucing dan melangkah
perlahan. Si kucing melangkah dan menempatkan diri di
depan Enten. Si kucing penunjuk jalan. Sejak itu, si kucing
dipanggil Enten dengan nama “Kuten”, kucing Enten.
Beberapa puluh langkah, Enten membalikkan badannya.
Ia melambaikan tangan lagi kepada keluarga barunya. Tidak
terasa air bening meluncur dari kedua sudut matanya.
***
Matahari sudah berada di atas kepala ketika Enten dan
Kuten tiba di ujung jalan pondok mereka di lereng bukit.
Dari jauh Enten melihat ibunya berjalan mondar-mandir di
33